AIR Susu Ibu (ASI) adalah kebutuhan wajib bagi bayi yang baru lahir, karena berfungsi memenuhikebutuhan gizi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Dengan naluri yang dibawa sejak lahir, bayi tidak lagi canggung dengan ASI. Ia juga tahu bagaimana cara menyedot ASI dari payudara ibunya, bahkan bayi akan menangis jika ASI terlambat diberikan.
Semua ibu menginginkan pemberian ASI yang tepat untuk bayinya, karena selain sehat ASI juga memiliki banyak kandungan gizi yang memberikan keseimbangan ideal antara protein, laktosa, mineral, dan vitamin untuk sang bayi.
Seperti halnya Widisari Djojodiningrat, istri Dirut Bank BPD Kaltim. Meskipun sibuk berkarier sebagai seorang pengusaha, namun ia tak pernah melupakan statusnya sebagai seorang ibu yang memiliki bayi berusia sembilan bulan.
Menurutnya, ASI adalah kebutuhan nomor satu untuk sang buah hati. Untuk itu ia tetap menyusui anaknya, meskipun kesibukannya juga tak bisa dihindarkan. “Saya tidak bisa meninggalkan anak saya yang masih bayi di rumah, jika dia belum mendapatkan asupan ASI yang tepat. Meskipun saya sering berada di luar rumah, sebisa mungkin saya menyempatkan diri menyusuinya,” kata perempuan yang biasa disapa Widi ini.
Sejak melahirkan anak pertama ia sudah menyusui dan tidak memberikan susu bantuan lainnya. Selama 1 tahun 8 bulan, ia menyusui anak pertamanya. Sedangkan anak keduanya baru menyusui sekitar 7 bulan, karena pada dua bulan pertama kelahiran, sang anak agak kesulitan menerima ASI dan mendapatan perawatan kesehatan.
“ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna sistem pencernaan bayi, dia tidak memerlukan makanan lain saat usianya belum memasuki satu tahun ke atas,” katanya.
Menurutnya, bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya untuk pertumbuhan dan perkembangan organ.
Selain itu, ASI juga berpengaruh pada kecerdasan otak anak. Terbukti, sekarang anak pertamanya tumbuh sehat juga pandai untuk urusan ilmu pelajaran di sekolah. Sedangkan anak keduanya kini semakin sehat setelah pada mengalami kelainan paru-paru saat kelahirannya.
“Untuk itu usahakan tetap memberikan ASI pada bayi yang baru lahir. Jika payudara sulit mengeluarkan ASI, maka cari usaha lain untuk mengambil ASI dari dalam. Seperti menyedotnya dan menaruh dalam botol dot dan diberikan pada anak, tapi teliti masa kesehatan ASI tersebut, jika dirasa sudah basi, maka sedotlah ASI yang baru,” ujarnya. (*/yov)
Sumber: Kaltimpost