(artikel 16-20 dari total 53 artikel)
Kerja Keras Kunci Widisari Raih KesuksesanMinggu, 5 Oktober 2014 17:16
Jawa Pos 5 Oktober 2014
Sejak duduk dibangku SMP, RA. Dwi Rahayu Widisari Djojodiningrat sudah ditanamkan semangat berwira usaha oleh kedua orang tuanya. Ditambah dengan tumbuh dikeluarga yang memang selalu berkarya, membuat perempuan cantik yang akrab disapa Bunda Widi memutuskan terjun didunia bisnis. Hingga sejumlah kesuksesan berhasi diraihnya.
Ketika ditemui Radar Semarang di salon W Double You miliknya, di jalan Sriwijaya Semarang, Widisari mengenang jika kecintaannya kepada dunia bisnis terjadi lantaran selalu diajak sang ayah untuk melihat proyek perumahan. “Dulu bapak sering diberi mandat membangun perumahan rakyat. Saya selalu diajak melihat dan dari situ saya mulai mencintai dunia bisnis.” kata wanita cantik kelahiran 3 Juni 1976 ini.
Selain cinta dunia bisnis, pengaruh sang bunda yang selalu mengingatkannya akan kebersihan menempanya menjadi manusia yang cinta terhadap kesehatan.”kebetulan orang tua saya adalah benar-benar cinta terhadap pekerjaan dan lingkungan.” imbuh dia.
Keberhasilannya dimulai dari bidang pendidikan, Widisari mengaku selalu mendapatkan juara pertama sejak ia duduk dibangku sekolah dasar hingga saat duduk dibangku perkuliahan. Berkat prestasinya itu Widisari sempat mendapatkan tawaran sebagai dosen di Universitas Semarang (USM).
Setelah lulus kuliah, pada tahun 2000. tepatnya diusia 23 tahun, Widisari memutuskan menikah dan merantau di Samarinda, Kalimantan Timur ditahun 2000 guna mengikuti mantan suaminya bekerja. Kala itu, suami dari Widisari bekerja disebuah perusahaan swasta. Ya walaupun bergaji besar, Widi enggan berpangku tangan hingga ia berinisiatif membuka usaha jasa yakni rias pengantin dengan nama UD Widisari dengan modal awal Rp. 10 juta.
Dalam perantauannya, Widisari mengaku sempat mengalami jatuh bangunnya didunia usaha. Iapun mengaku sempat mengalami kegagalan . Kegagalan itu tidak ia anggap sebagai halangan, ia malah membuat jika kegagalan sebagai acuan. “Disana susah, sempat merasa down lantaran jauh dari sanak saudara. Untuk mengembangkan bisnis pun begitu susahnya karena harus bersaing dengan orang lokal.” kenang dia.
Hingga akhirnya ia mendirikan UD Widisari yang bergerak di bidang wedding organizer & bridal. Dan seperti mengalami titik balik. Ia dipercaya Bupati Tenggarong untuk menangani pernikahan putrinya.
Tekadnya kian kuat dengan mendirikan W Double You di Samarinda yang bergerak di bidang Beauty & Medical Care, Skin & Bodycare, SPA, Salon dan Reflexy, setelah beberapa tetinggi daerah tersebut menggunakan jasanya. Ia pun mengaku tak segan terjun kelapangan demi melihat langsung bisnis yang ia kelola.
“Saya sempat harus nyari dekorasi sendiri hingga sampai tertusuk paku saat perjalanan. Namun dengan tekad dan usaha serta rasa tanggung jawab, saya tetap mencarinya hingga pedalaman daerah agar klien saya puas.”tandasnya.
Demi profesionalisme, dia menempuh pendidikan di CIBTAC (Confederation of International Beauty Therapy & Cosmetology) International – London pada 2010. “Sewaktu menempuh pendidikan di CIBTAC, saya sempat mau mundur karena minder dengan teman-teman di sekolah yang mayoritas berprofesi sebagai dokter. Saya berlatar pendidikan sarjana ekonomi. Namun saya kubur semuanya dalam-dalam bahkan akhirnya saya lulus dengan predikat terbaik.” terangnya.
Setelah sukses di Kalimantan Timur, dari bisnis W Double You ia kemudian membangun bisnis yang sama di lima kota dari Samarinda, Jakarta, Bali, Singapura dan pada 2012 berekspansi membuka W Double You di jalan Sriwijaya 38C – 38D.” Walaupun menjadi owner, saya tetap memegang teguh prinsip kekeluargaan pada seluruh karyawan.” jelasnya.
Dari segi prestasipun Bunda Widi mempunyai prestasi yang sangat mentereng. Baru-baru ini ia mendapatkan penghargaan Indonesia Women Development award tahun 2014 dari Kartini Award tahun 2014.
Disinggung mengenai kecantikannya, ibu dari Nauval Mahira dan Dannis Izan ini tak segan membeberkan rahasia kecantikannya kepada pembaca Radar Semarang. “Pertama kita tidak boleh punya rasa iri dan dengki, itu bisa membuat kita menjadi cepat tua. Kedua adalah rajin berolahraga dan selalu makan sayur bayam.” pungkasnya.
(adennyar.wycaksono/dhinar.sasongko)
| Widisari Raih Penghargaan IHRDPKamis, 8 Mei 2014 12:38
SEMARANG - Bangsa Indonesia membutuhkan perempuan yang kreatif dan inovatif agar memberikan kontribusi positif terutama dalam pengembangan sumber daya manusia.
Nilai-nilai itu diwujudkan secara nyata dengan karya dan dedikasinya terhadap masyarakat.
“Perempuan dapat memperkuat jati diri dan kepribadiannya dengan memperluas wawasan, ” ujar pengusaha dan pakar kecantikan, Widisari saat ditemui di ruang kerjanya W Double You, Jalan Sriwijaya 38C, Rabu (7/5).
Perempuan bernama lengkap RA Dwi Rahayu Widisari Djojodiningrat ini menerima penghargaan dari International Human Resources Development Program (IHRDP) di Twin Plaza Hotel, Jakarta, baru-baru ini. Widisari dianugerahi “Kartini Award 2014” dan penghargaan “Wanita Berbusana Rapi & Serasi 2014” bersama 19 wanita berprestasi dari berbagai kota dan latar belakang.
Penghargaan tersebut diberikan kepada perempuan yang berkontribusi dalam pembangunan. Terutama di bidang pendidikan, budaya, sosial dan pemberdayaan perempuan pada bidangnya masing-masing dengan karya nyata kepada masyarakat.
Masa Sulit
Widisari juga bersanding dengan Prof Dr Yohana Susana Yembesi Dip Apling MA, yang merupakan guru besar perempuan pertama di Universitas Cendrawasih, Jayapura sejak 50 tahun terakhir. Dia mengungkapkan, melalui masa sulit ketika perempuan dianggap tidak bisa sejajar dengan pria dan terbentur dengan tradisi.
Adapun penerima penghargaan di antaranya Marliza Usman (Aceh), Reny Hiola Yasin (Gorontalo), Yufinia Mote (Papua), Murniati Dakhi (Nias), Nelly Pinangkaan (Manado), Minarny Theh (Medan), Eine Kodongan (Minahasa), Yulida Warni (Sampit), Siti Nurmawan (Medan), Kartini Tewal (Manado), Metty Abigael Wabiser (Papua), Annie Sariowan (Minahasa), ENdang Siregar (Medan), Atik SUlistyowati (Samarinda), Deetje Tukali (Manado), Hasnidar (Riau) dan Christiany Eugenia Paruntu (Minahasa).
Menurut Chairman dan Founder IHRDP, Gene Vinsent, penghargaan ditetapkan atas peran dan kontribusinya terhadap masyarakat luas. Para penerima juga dapat menjadi teladan, baik lingkungan yang dipimpin, dalam keluarga dan masyarakat. “Sehingga mewujudkan visi dan misi mengembangkan sumber daya manusia yang mandiri, khususnya dalam pemberdayaan kaum perempuan,” katanya. (K16-91)
Sumber: Suara Merdeka
| Konsisten dengan prinsip kekeluargaanSuara Merdeka 14 Oktober 2013 Jum'at, 28 Maret 2014 19:33
KESUKSESAN tak akan pernah ada jika tanpa bekerja keras, bersikap mandiri dan cerdas. Hal itu tampak tersirat ketika Widisari mengungkapkan kecintaannya terhadap pekerjaan dan dunia bisnis yang dilakukan dengan sepenuh hati.
Di usianya yang menginjak 37 tahun, hasil jerih payah dari bisnis yang ia bangun dari nol menjadi banyak berkah untuk orang lain. Dia bernama lengkap Hj RA Dwi Rahayu Widisari Djojodiningrat, SE, Dpl CIBTAC yang membuahkan bisnis di berbagai bidang seperti kecantikan, keuangan, wedding organizer, percetakan, kelapa sawit, batu bara dan properti.
Bagi wanita proaktif ini, energi yang ia curahkan itu dicermati satu per satu hingga tak membuatnya letih. Dari berbagai bidang tersebut, bisnis kecantikanlah yang membuatnya penuh passion dalam hidupnya. Ketertarikannya pada dunia kecantikan, membuatnya menekuni bisnis kecantikan. Berawal dari keikutsertaan dalam sebuah pendidikan merias di Semarang dan Solo saat masih kuliah, dia mulai terampil mempercantik wanita.
”Waktu itu saya sering diminta untuk merias anggota keluarga yang punya gawe. Banyak yang suka dengan riasan saya, mereka bilang saya berbakat,” ujar perempuan berkulit putih tersebut. Pada usia 23 tahun, ia dipinang oleh seorang pria asal Kalimantan Timur. Di sana, kiprah bisnisnya bermula.
”Usaha saya dimulai pada 2001, saya mendirikan UD Widisari yang bergerak di bidang wedding organizer & bridal. Saya seperti mengalami titik balik, dipercaya oleh Bupati Tenggarong untuk menangani pernikahan putrinya,” kenang Widisari.
Tekadnya kian kuat dengan mendirikan W Double You di Samarinda yang bergerak bidang Beauty & Medical Care, Skin & Bodycare, SPA, Salon, dan Reflexy.
Demi profesionalisme, dia menempuh pendidikan di CIBTAC (Confederation of International Beauty Therapy & Cosmetology) International - London pada 2010. ”Sewaktu menempuh pendidikan di CIBTAC, saya sempat mau mundur karena minder dengan teman-teman di sekolah yang mayoritas berprofesi sebagai dokter. Saya berlatar pendidikan sarjana ekonomi,” terangnya. Tetapi rasa minder itu dia kubur dalam-dalam.
Sikapnya dia balik 180 derajat dengan belajar ekstrakeras untuk mengejar ketinggalannya dari temanteman. Tiap hari di sekolah, ia fokuskan membaca buku tentang anatomi tubuh dan estetika. Malah hal itu menjadi keasyikan tersendiri hingga dia lulus dengan predikat terbaik. Dengan bekal itulah ia meraup kesuksesan dari bisnis W Double You di Kalimantan Timur.
Ia kemudian membangun bisnis tersebut di lima kota dari Samarinda, Jakarta, Bali, Singapura dan pada 2012 berekspansi membuka W Double You di Jalan Sriwijaya 38C-38D. Kendati menjadi bos di perusahaan yang ia pimpin, dia tetap memegang teguh prinsip kekeluargaan pada seluruh karyawan. Itu pula yang ia sebut sebagai kunci sukses menjadi pengusaha perempuan. Sebagai seorang muslimah, ia pun sudah melengkapi kelima rukun Islam.
Ditambah lagi dengan berbagai kegiatan amal yang rutin dia lakukan. Dia pun menambah investasi amalnya dengan membeli sebuah tanah untuk dibangun menjadi masjid di di Bukit Wahid, Semarang. Bahkan jika ada yang membutuhkan, ia dengan senang hati untuk membantu semampunya.
”Saya selalu teringat pesan Papa, bahwa ada hak orang lain di sebagian harta milik saya. Ketika ikhlas menyedekahkan sebagian rejeki, saya percaya Allah SWTmenggantinya dengan nimat luar biasa,” tukasnya.(Garna Raditya-64)
sumber: Suara Merdeka
| Modifikasi busana pengantin tradisionalSuara Merdeka 2 Oktober 2013 Jum'at, 28 Maret 2014 19:15
SEMARANG - Keberagamanan adat istiadat dan budaya di Nusantara masih menjadi inspirasi dalam dunia pernikahan. Masingmasing daerah memiliki budaya yang berbeda yang semua indah dan patut dilestarikan agar warisan tersebut tak hilang ditelan zaman.
Berbagai rancangan tradisional oleh RA Widisari Djojodiningrat ditampilkan dalam Widisari Bridal & Decoration Wedding Expo di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, belum lama ini. ”Kami tidak setiap hari mengenakan busana adat. Momentum dalam pernikahan menjadi sebuah kesempatan yang indah untuk dikenakan.
Kalau bukan kita, siapa lagi yang melestarikan kekayaan budaya Tanah Air,” ujar pemilik PT Widisari Wedding Organizer ini. Terdapat enam pasang pangantin yang mengenakan busana pengantin tradisional mulai dari Kalimantan Timur, Padang, Solo hingga Muslim. Dalam rancangannya sendiri juga turut ditampilkan modifikasi mulai dari tradisional dan modern serta gaya klasik Eropa. ”Saya tetap membawa nuansa Nusantara dalam busana modifikasi.
Karena tiap daerah memiliki ciri khas kedaerahannya yang patut dieksplorasi,” papar jebolan Confederation Of International Beauty Therapy & Cosmetology International di London tahun 2010.
Dalam helatan tersebut, selain riasan pengantin bergaya modern atau internasional juga ditampilkan pelayanan dalam foto prawedding, pembawa acara, fotografer, gamelan, perlengkapan acara adat, dekorasi perkawinan tradisional maupun modern, bridal, dan lainnya.(K16-72)
| Penghargaan berkat dedikasi di bidang kecantikanJawa Pos Radar Semarang, Sabtu 15 Maret 2014 Sabtu, 15 Maret 2014 11:07
SEMARANG – Mandiri, terampil, dan berwawasan luas, begitulah sosok Hj. RA. Dwi Rahayu Widisari Djojodiningrat, SE, Dipl CIBTAC, salah satu wanita pengusaha yang sukses asal Semarang. Baru-baru ini, Widisari, panggilan akrabnya, menerima penghargaan Indonesian Women in Development Awards 2014 dari Lembaga Anugrah Prestasi Insani dari Yayasan Apresiasi Insani (YAPI) Jakarta.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Lembaga Apresiasi Prestasi di bawah naungan YAPI, di Lumire Hotel and Convention Center Jakarta. Selain memperoleh penghargaan Indonesian Women in Development Award 2014, Widisari juga memperoleh penghargaan The Prominent Inspiring Women Award 2013. Kedua penghargaan tersebut diberikan atas pengabdian Widisari di bidang kecantikan dan pemberdayaan perempuan melalui PT Widisari W Double You, Semarang, Jawa Tengah.
Lembaga Apresiasi Prestasi Insani merupakan lembaga independen non-politik dan non-profit oriented yang merupakan mitra pemerintah dalam pengamatan sekaligus pemberian apresiasi terhadap anak bangsa yang memiliki pengabdian, dedikasi dan karya di negeri ini.
Pemantauan dan seleksi dilakukan oleh tim pengkaji Lembaga Anugrah Prestasi Insani, menjaring 59 tokoh penting di negeri ini, yang pada berikutnya terpilih 21 orang yang menerima penghargaan Anugerah Prestasi Insani 2014. Tokoh yang terpilih dinilai berprestasi, memotivasi, berdedikasi dan punya jiwa kepemimpinan yang layak jadi panutan serta memberi manfaat bagi kepentingan masyarakat banyak.
“Saya bersyukur kepada Allah SWT, kepada keluarga dan masyarakat yang telah memberikan penghargaan dan apresiasi kepada saya. Untuk pikiran, ide, kreativitas saya, ilmu yang saya bagi dan dirasakan bisa bermanfaat bagi masyarakat.” ucap Widisari.
Perempuan berusia 38 tahu itu menambahkan, sudah seharusnya seorang perempuan memiliki banyak wawasan, bekerja dan trampil agar mereka bisa menjadi figur yang bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan anak-anaknya, sekaligus dapat meringankan beban ekonomi keluarganya. (eny/smu/cel)
|
|